Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan ‘Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-nya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya “. (QS. Al-Baqarah: 136)
Allah Ta’ala membimbing hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka melalui Rasul-Nya, Muhammad secara rinci, serta apa yang diturunkan kepada para nabi yang terdahulu secara global. Allah Ta’ala telah menyebutkan beberapa nama rasul, menyebutkan secara global nabi-nabi lainnya. Dan hendaklah mereka tidak membeda-bedakan salah satu di antara mereka, bahkan hendaklah mereka beriman kepada seluruh rasul, serta tidak menjadi seperti orang yang difirmankan oleh Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mengatakan: ‘Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (lainnya).’ Serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.” (QS. An-Nisaa’: 150-151)
Dalam kitab Shahih Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia mengatakan, para ahlul kitab itu membaca Taurat dengan menggunakan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan menggunakan bahasa Arab untuk orang-orang yang memeluk Islam, maka Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan jangan pula kalian mendustakan mereka, namun katakanlah, Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan-Nya.” (HR. Al-Bukhari).
Muslim, Abu Daud, dan an-Nasa’i, meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah dalam mengerjakan shalat sunat dua rakaat sebelum shalat Subuh, lebih sering membaca (pada rakaat pertama) ayat: aamannaa billaaHi wamaa unzila ilainaa (“Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami.”)(al-Baqarah: 136) dan pada rakaat kedua membaca: aamannaa billaaHi wasy-Had bi-annaa muslimuun (“Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah sesungguhnya kami adalab orang-orang yang berserah diri.”) (QS. Ali Imraan: 52).
Al-Khalil bin Ahmad dan juga lainnya mengatakan: “Al-Asbath di kalangan Bani Israil adalah seperti kabilah-kabilah yang ada di tengah mereka.”
Imam al-Bukhari mengatakan, “Al-Asbath adalah kabilah-kabilah Bani Israil.”
Hal itu menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan al-Asbath di sini adalah suku-suku Bani Israil dan wahyu yang diturunkan Allah Ta’ala kepada para nabi yang ada dari kalangan mereka.
Imam al-Bukhari mengatakan, “Al-Asbath adalah kabilah-kabilah Bani Israil.”
Hal itu menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan al-Asbath di sini adalah suku-suku Bani Israil dan wahyu yang diturunkan Allah Ta’ala kepada para nabi yang ada dari kalangan mereka.
Dan Allah berfirman: wa qatha’naa bainaHumuts natai ‘asy-ratan asbaathan (“Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku.”) (QS. Al-A’raaf: 160).
Al-Qurthubi mengemukakan: Mereka disebut “al asbaathu” diambil dari kata “as sabthu” (berurutan), jadi mereka itu merupakan kelompok. Ada juga yang mengatakan, “al asbaathu” berasal dari kata “as sabthu” yang berarti pohon, artinya mereka itu banyak bagaikan pohon. Bentuk tunggalnya yaitu “sibathatun”
EmoticonEmoticon