“Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-An’aam: 101)
Badii’us samaawaati wal ardli (“Dia pencipta langit dan bumi.”) Maksudnya, yang mengadakan dan menciptakan keduanya tanpa ada contoh sebelumnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mujahid dan as-Suddi. Dan dari pengertian itu pula diambil istilah “bid’ah”, karena hal itu belum pernah ada sebelumnya.
Annaa yakuunu laHuu waladun (“Bagaimana Dia mempunyai anak.”) Artinya, bagaimana mungkin Allah mempunyai anak padahal Allah tidak mempunyai isteri. Karena anak itu terlahir hanya karena adanya dua pasang yang sepadan, sedangkan Allah tidak ada satu pun makhluk-Nya yang dapat menyamai dan menyerupai-Nya, karena Dia adalah Pencipta segala sesuatu, sehingga tidak ada isteri dan anak bagi-Nya.
Wa khalaqa kulli syai-iw wa Huwa bikulli syai-in ‘aliim (“Dia menciptakan segala sesuatu, dan
Dia mengetahui segala sesuatu.”) Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan Allah mengetahui segala sesuatu. Lalu bagaimana mungkin Allah memiliki isteri yang sesuai dengan-Nya dari kalangan makhluk-Nya, padahal tidak ada satu pun makhluk-Nya yang setara dengan-Nya, lalu bagaimana Allah mempunyai anak? Mahatinggi Allah dari semuanya itu setinggi-tingginya.
Dia mengetahui segala sesuatu.”) Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan Allah mengetahui segala sesuatu. Lalu bagaimana mungkin Allah memiliki isteri yang sesuai dengan-Nya dari kalangan makhluk-Nya, padahal tidak ada satu pun makhluk-Nya yang setara dengan-Nya, lalu bagaimana Allah mempunyai anak? Mahatinggi Allah dari semuanya itu setinggi-tingginya.
EmoticonEmoticon