Surah Madaniyyah; surah ke 5: 120 ayat
“Ingatlah ketika pengikut-pengikut Isa berkata, Hai Isa putra Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?’ Isa menjawab, ‘Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kalian orang yang beriman.’ Mereka menjawab, ‘Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.’ Isa putra Maryam berdoa, ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.’” (Al-Maa-idah ayat 112-115)
Inilah kisah maidah atau hidangan yang nama surat ini dikaitkan dengannya, karena itu disebut “surat Al-Maidah”. Hidangan ini merupakan salah satu dari anugerah Allah yang diberikan kepada hamba dan rasul-Nya, yaitu Isa a.s. ketika Dia memperkenankan doanya yang memohon agar diturunkan hidangan dari langit. Maka Allah Swt. menurunkannya sebagai mukjizat yang cemerlang dan hujjah yang nyata.
Sebagian para imam ada yang menyebutkan bahwa kisah hidangan ini tidak disebutkan di dalam kitab Injil, dan orang-orang Nasrani tidak mengetahuinya kecuali melalui kaum muslim.
Firman Allah Swt.:
{إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ}
(Ingatlah) ketika kaum Hawariyyin berkata. (Al-Maidah: 112) Hawariyyin adalah pengikut Nabi Isa a.s.
{يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ}
Hai Isa putra Maryam, sanggupkah Tuhanmu. (Al-Maidah: 112)
Demikianlah menurut qiraah kebanyakan ulama, dan ulama lainnya ada yang membacanya seperti bacaan berikut:
“هَلْ تَسْتَطيع رَبَّك”
Dapatkah kamu memohon kepada Tuhanmu.
Yakni sanggupkah kamu meminta kepada Tuhanmu.
{أَنْ يُنزلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ}
menurunkan hidangan dari langit kepada kami. (Al-Maidah: 112)
Hidangan ini merupakan piring-piring besar yang berisikan makanan. Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya mereka meminta hidangan ini karena mereka sangat memerlukannya dan karena kemiskinan mereka. Lalu mereka meminta kepada nabinya agar menurunkan hidangan dari langit setiap harinya untuk makanan mereka hingga mereka kuat menjalankan ibadahnya.
{اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}
Isa menjawab, “Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kalian orang yang beriman.” (Al-Maidah: 112)
Al-Masih a.s. menjawab permintaan mereka dengan perkataan, “Bertakwalah kalian kepada Allah, dan janganlah kalian meminta yang ini, karena barangkali hal tersebut merupakan cobaan bagi kalian. Tetapi bertawakallah kalian kepada Allah dalam mencari rezeki, jika kalian memang orang-orang yang beriman.”
{قَالُوا نُرِيدُ أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا}
Mereka berkata.”Kami ingin memakan hidangan itu.” (Al-Maidah: 113)
Yakni kami perlu memakan hidangan itu.
{وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا}
dan supaya tenteram kalbu kami. (Al-Maidah: 113)
Apabila kami menyaksikan turunnya hidangan itu sebagai rezeki buat kami dari langit.
{وَنَعْلَمَ أَنْ قَدْ صَدَقْتَنَا}
dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami. (Al-Maidah: 113)
Yakni agar iman kami kepadamu makin bertambah, dan makin bertambah pula pengetahuan kami kepada kerasulanmu.
{وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ}
dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu. (Al-Maidah: 113)
Yakni kami akan menyaksikan bahwa hidangan itu merupakan tanda dari sisi Allah dan petunjuk serta hujjah yang menyatakan kenabianmu dan kebenaran apa yang kamu sampaikan.
{قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنزلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لأوَّلِنَا وَآخِرِنَا}
Isa putra Maryam berdoa, “Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami.” (Al-Maidah: 114)
Menurut As-Saddi makna ayat adalah, “Kami akan menjadikan hari turunnya hidangan itu sebagai hari raya yang kami hormati dan juga dihormati oleh orang-orang sesudah kami.” Menurut As-Sauri, makna yang dimaksud ialah suatu hari yang kami akan melakukan salat padanya (sebagai rasa syukur kami atas nikmat itu).
Qatadah mengatakan bahwa mereka bermaksud hari raya itu akan dirayakan oleh keturunan mereka sesudah mereka. Dari Salman Al-Farisi disebutkan bahwa sebagai pelajaran buat kami dan buat orang-orang sesudah kami. Sedangkan menurut pendapat yang lain, sebagai kecukupan untuk orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian.
{وَآيَةً مِنْكَ}
dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau. (Al-Maidah: 114)
Yakni sebagai bukti yang menunjukkan akan kekuasaan-Mu terhadap segala sesuatu, dan sebagai bukti yang menunjukkan terkabulnya doaku oleh-Mu, hingga mereka percaya kepadaku dalam semua apa yang kusampaikan kepada mereka dari-Mu.
{وَارْزُقْنَا}
beri rezekilah kami. (Al-Maidah: 114)
Yakni dari sisi-Mu. Yang dimaksud ialah rezeki yang mudah diperoleh tanpa susah payah.
{وَأَنْتَ خَيرُ الرَّازِقِينَ. قَالَ اللَّهُ إِنِّي مُنزلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ}
Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah (turun hidangan itu).”(Al-Maidah: 114-115)
Yakni barang siapa yang mendustakannya dari kalangan umatmu, hai Isa, dan ia mengingkarinya:
{فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لَا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ}
maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia. (Al-Maidah: 115)
Yakni umat manusia yang sezaman dengan kalian. Pengertiannya sama dengan apa yang terdapat di dalam ayat lain:
{وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}
dan pada hari kiamat (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Al-Mu’min: 46)
Dan sama dengan firman-Nya:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ}
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. (An-Nisa: 145)
Ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui jalur Auf Al-A’rabi, dari Abul Mugirah Al-Qawwas, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa manusia yang paling keras azabnya kelak di hari kiamat ada tiga macam, yaitu orang-orang munafik, orang-orang yang kafir dari kalangan mereka yang menerima hidangan dari langit, dan Fir’aun beserta para pendukungnya.
EmoticonEmoticon