Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 258

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
tulisan arab surat albaqarah ayat 258
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan.” Orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.” (QS. Al-Baqarah: 258)
Inilah orang yang mendebat Ibrahim mengenai Rabb-nya, yaitu Raja Babilonia yang bernama Namrudz bin Kan’an. Mujahid mengatakan: “Raja dunia dari barat sampai timur ada empat; dua mukmin dan dua kafir, raja mukmin adalah Sulaiman bin Daud dan Dzulkarnain. Sedangkan raja kafir adalah Namrudz dan Bukhtanashr. Wallahu a’lam.”
Firman-Nya: alam tara (“Apakah kamu tidak memperhatikan,”) artinya, dengan hatimu, hai Muhammad; ilal ladzii haajja ibraaHiima fii rabbiHii (“Orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya.”) Yaitu keberadaan Rabbnya. Karena Namrud mengingkari adanya Rabb selain dirinya sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Fir’aun yaitu orang setelah Namrud kepada rakyatnya yang artinya: “Aku tidak mengetahui Tuhan bagi kalian selain diriku. ” (QS. Al-Qashash: 38).
Yang membuatnya berbuat sewenang-wenang, kekufuran yang sangat, dan penentangan yang keras adalah kelaliman dan lamanya masa ia berkuasa. Dikatakan bahwa ia berkuasa selama empat ratus tahun. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman: aataaHullaaHul mulka (“Karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). “Namrud meminta kepada Ibrahim dalil
yang menunjukkan keberadaan Rabb yang dia serukan kepada-Nya, maka Ibrahim bertutur: rabbiyal ladzii yuhyii wa yumiitu (“Rabbku adalah yang menghidupkan dan mematikan.”) Maksudnya, dalil yang menunjukkan keberadan-Nya adalah keberadaan segala sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya dan ketiadaannya setelah itu. Semua itu menunjukkan adanya pelaku dan pencipta secara pasti, karena segala sesuatu tidak akan ada dengan sendirinya. Melainkan harus ada pencipta yang menciptakan keberadaannya dan Dialah Rabb yang Ibrahim menyerukan ibadah hanya kepada-Nya semata, Rabb yang tiada sekutu bagi-Nya.
Pada saat itu Namrud, si pendebat mengatakan: ana uhyii wa umiitu (“Akupun dapat menghidupkan dan mematikan.”) Qatadah, Muhammad bin Ishaq, as-Suddi, dan ulama lainnya mengatakan: “Kemudian Namrud mendatangkan dua orang yang akan dihukum mati. la menyuruh membunuh salah seorang dari keduanya dan memberikan ampunan kepada yang lain dan tidak membunuhnya. Dan itulah makna menghidupkan dan mematikan (menurut anggapannya).” Ketika Namrud memperlihatkan kesombongannya itu, Ibrahim berkata kepadanya: fa innallaaHa ya’tii bisy syamsi minal masyriqi fa’ti biHaa minal maghribi (“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah matahari itu dari barat.”) Maksudnya, jika benar apa yang engkau katakana tadi, bahwa engkau dapat menghidupkan dan mematikan, maka yang dapat menghidupkan dan mematikan itu adalah yang mengendalikan segala yang ada, menciptakan zatnya dan menaklukkan planet-planet berikut peredarannya. Matahari ini selalu muncul setiap hari dari timur, jika engkau benar-benarTuhan sebagaimana yang engkau katakan, maka terbitkanlah matahari itudari barat.”
Maka ketika Namrud mengetahui ketidakmampuannya dan bahwa tidak sanggup berbuat apa-apa dengan kesombongan itu, ia pun tercengang, membisu tidak dapat berbicara sepatah kata pun. Dan hujjah pun telah jelas (tegak) atas dirinya. Allah Ta’ala berfirman: wallaaHu laa yaHdil qaumadh dhaalimiin (“Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”) Artinya, Allah swt. tidak mengilhami mereka untuk mendapatkan suatu alasan, justru hujjah mereka tidak dapat berkutik di hadapan Rabb nereka. Mereka layak mendapatkan kemurkaan dan siksaan yang pedih.


EmoticonEmoticon