Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 208-209

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
tulisan arab surat albaqarah ayat 208-209
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208) Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah: 209)
Allah Ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh tali Islam dan syari’atnya, mengerjakan perintah-Nya, serta menjauhi semua larangan-Nya sekuat tenaga.
Mengenai firman Allah: udkhuluu fis silmi; al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Thawus, adh-Dhahhak, Qatadah, as-Suddi, dan Ibnu Zaid, “Yaitu Islam.”
Masih mengenai firman-Nya tersebut di atas, adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abu al-Aliyah, dan Rabi’ bin Anas, “Yakni ketaatan.” Qatadah juga mengatakan: “Yaitu perdamaian.”
Dan firman-Nya: kaaffatan; Ibnu Abbas, Mujahid, Abu al-Aliyah, Ikrimah, Rabi’ bin Anas, as-Suddi, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, dan adh-Dhahhak mengatakan: “kaaffatan” berarti jami’an (keseluruhan).”
Mujahid menuturkan: “Artinya, kerjakanlah semua amal shalih dan segala macam kebajikan.”
Di antara para mufassir ada yang menjadikan firman Allah: “kaaffatan” berkedudukan sebagai haal (yang menerangkan keadaan) dari orang-orang yang masuk. Maksudnya, masuklah kalian semua ke dalam Islam. Dan yang benar adalah pendapat pertama, yaitu bahwa mereka seluruhnya diperintahkan untuk mengerjakan semua cabang iman dan syari’at Islam, yang jumlahnya sangat banyak, sesuai dengan kemampuan mereka.
Sedangkan firman-Nya: wa laa tattabi-‘uu khuthuwaatisy syaithaan (“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.”) Laksanakanlah segala ketaatan dan hindari apa yang diperintahkan syaithan kepada kalian karena firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tidk kamu ketahui.” (QS. Al-Bagarah: 169). Untuk itu Allah berfirman: innaHuu lakum ‘aduwwum mubiin (“Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kalian.”)
Muthraf berkata: “Hamba Allah yang paling lihai menipu hamba-hamba-Nya yang lain adalah syaitan.”
Dan firman-Nya lebih lanjut: fa in zalaltum mim ba’di maa jaa-at kumul bayyinaatu (“Tetapi jika kamu menyimpang [dari jalan Allah] sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran.”) Maksudnya, jika kalian menyimpang dari kebenaran setelah ditegakkannya hujjah atas kalian. “Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa.” Yaitu dalam siksaan-Nya, dan tidak akan pernah dikalahkan oleh siapapun. “Dia Mahabijaksana,” dalam ketetapan-ketetapan-Nya, pembatalan dan pemberlakuan hukum-Nya. Oleh karena itu, Abu al-Aliyah, Qatadah, dan Rabi’ bin Anas mengatakan, “Dia Mahaperkasa dalam pembalasan-Nya dan Mahabijaksana dalam perintah-Nya.”
Dan Muhammad bin Ishak mengemukakan: “Yang Mahaperkasa dalam pertolongan-Nya dari orang-orang yang kafir kepada-Nya, jika ia menghendaki, dan Mahabijaksana dalam alasan dan dalih-Nya kepada para hamba-Nya.”


EmoticonEmoticon