Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (kurnia-Nya) lagi Mahamengetabui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Ini merupakan perumpamaan yang diberikan Allah Ta’ala mengenai pelipat-gandaan pahala bagi orang yang menafkahkan harta kekayaannya dijalan-Nya dengan tujuan untuk mencari keridhaan-Nya. Dan bahwasanya kebaikan itu dilipat-gandakan mulai dari sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.
Allah berfirman: matsalul ladziina yunfiquuna amwaalaHum fii sabiilillaaHi (“Perumpamaan [nafkah yang dikeluarkan oleh] orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah.”) Sa’id bin Jubair mengatakan: “Yaitu dalam rangka menaati Allah swt.” Sedangkan Makhul mengatakan: “Yang dimaksud adalah menginfakkan harta untuk jihad, berupa tali kuda, persiapan persenjataan, dan yang lainnya.”
Syabib bin Basyar menceritakan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas: “Dirham yang dipergunakan untuk jihad dan ibadah haji akan dilipat gandakan sampai 700 kali lipat.” Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: kamatsalil habbatin anbatat sab’a sanaabiila fii kulli sunbulatin mi-atu habbatin (“Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbukan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji.”)
Perumpamaan ini lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan bilangan 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut mengandung isyarat bahwa pahala amal shalih itu dikembangkan oleh Allah swt. bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur. Dan di dalam hadits juga telah disebutkan pelipat-gandaan kebaikan sampai 700 kali lipat.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwasanya ada seorang laki-laki yang menginfakkan seekor unta yang hidungnya telah diberi tali dijalan Allah. Lalu Rasulullah bersabda: “Engkau pasti akan datang pada hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya. (Dan diriwayatkan juga oleh Muslim dan an-Nasa’i. Mengenai hal itu, pentahkik mengatakan, juga dalam Kitab shahihain [terdapat hadits yangberbunyi]: “Barangsiapa ingin berbuat kebaikan, akan tetapi ia belum mengerjakannya… dan seterusnya.”)
Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, Rasulullah bersabda: “Setiap amal perbuatan anak Adam, satu kebaikan dilipat-gandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat atau bahkan lebih sesuai kehendak Allah. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa, karena ia untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala atasnya. Ia meninggalkan makanan dan minuman karena-Ku.’ Dan orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Puasa itu perisai, puasa itu perisai.’” Demikian hadits yang diriwayatkan Imam-Muslim dalam kitabnya.
Dan firman-Nya di sini: wallaaHu yudlaa’ifu limay yasyaa-u (“Allah melipatgandakan [pahala] bagi siapa yang Dia kehendaki.”) Artinya, sesuai dengan keikhlasan orang itu dalam beramal. wallaaHu waasi’un ‘aliim (“Dan Allah Mahaluas [karunia-Nya] lagi Mahamengetahui.”) Maksudnya, karunia Allah swt. itu Mahaluas dan sangat banyak bahkan lebih banyak dari makhluk-Nya, dan Dia Mahamengetahui siapa-siapa yang berhak dan siapa-siapa yang tidak berhak mendapatkannya. Mahasuci Allah Ta’ala, Mahasuci Dia dan segala puji bagi-Nya.
EmoticonEmoticon