Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali ‘Imraan ayat 42-44

Surah Madaniyyah; surah ke 3: 200 ayat
tulisan arab alquran surat ali imraan ayat 42-44“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu dan melebihkanmu atas segala wanita di dunia (yang semasa denganmu).” (QS. 3:42) “Hai Maryam, taatlah kepada Rabb-mu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS. 3:43) Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.” (QS. 3:44)
Ini merupakan pemberitaan dari Allah mengenai apa yang disampaikan Malaikat kepada Maryam, tentang perintah Allah kepada para Malaikat untuk menyampaikan hal tersebut, yaitu bahwa Allah telah memilih Maryam karena ibadahnya yang banyak, kezuhudan, kemuliaan dan kesuciannya dari kotoran dan bisikan syaitan. Kemudian Dia memilihnya untuk kedua kalinya, karena kemuliaannya atas semua wanita di muka bumi ini.
Mengenai firman-Nya: innallaaHash thafaaki wa thaHHaraki washthafaaki ‘alaa nisaa-il ‘aalamiin (“Sesungguhnya Allah telah memilihmu, mensucikanmu, dan melebihkanmu atas semua wanita di dunia [yang semasa denganmu,”) `Abdurrazzaq mengatakan dari Sa’id bin al-Musayyab, ia berkata, Abu Hurairah ra. pernah menyampaikan hadits dari Rasulullah “Sebaik-baik wanita yang mengendarai unta adalah wanita Quraisy, paling penyayang kepada anaknya pada masa kecil, dan paling memelihara hak suaminya. Sedangkan Maryam binti `Imran tidak pernah sama sekali menaiki unta.”
Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari jalur ini kecuali Imam Muslim saja.
Hisyam bin `Urwah mengatakan dari `Ali bin Abi Thalib kata, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: “Maryam binti `Imran adalah sebaik-baik wanita pada zamannya, dan Khadijah binti Khuwailid adalah sebaik-baik wanita pada zamannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya masing-masing)
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik Rasulullah pernah bersabda: “Cukuplah bagimu dari wanita di dunia; Maryam binti `Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan Asiah isteri Fir’aun.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi sendiri. Dan ia menshahihkannya.
Abdullah bin Abi Ja’far ar-Razi mengatakan dari ayahnya, ia berkata, Tsabit al-Banani pernah menyampaikan hadits dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Wanita terbaik di dunia ini ada empat, yaitu Maryam binti `Imran, Asiah isteri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti Rasulullah.
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih.
Dan melalui jalan Syu’bah, dari Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda: “Laki-laki yang sempurna itu banyak, tetapi tidak ada wanita yang sempurna kecuali tiga orang, yaitu Maryam binti `Imran, Asiah isteri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid. Dan keutamaan ‘Aisyah atas wanita lainnya adalah seperti keutamaan bubur daging atas makanan lainnya.”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasulullah bersabda: “Laki-laki yang sempurna itu banyak, dan tidak ada wanita yang sempurna kecuali Maryam binti `Imran dan Asiah isteri Firaun.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh al Jama’ah kecuali Abu Dawud.
Sedang menurut lafazh dari al-Bukhari adalah sebagai berikut: “Laki-laki yang mencapai kesempurnaan itu banyak. Dan tidak ada wanita yang mencapai kesempurnaan kecuali Asiah isteri Fir’aun dan Maryam binti `Imran. Sesungguhnya keutamaan ‘Aisyah atas wanita lainnya adalah seperti keutamaan bubur daging atas makanan lainnya.”
Aku telah menyelidiki thuruq (jalan-jalan) hadits ini dan lafazh-lafazhnya tentang kisah `Isa bin Maryam dalam buku kami yang berjudul al-Bidaayah wan Nihaayah. Dan hanya milik Allah-lah segala puja dan puji.
Setelah itu Allah swt. memberitahukan bahwa para Malaikat itu memerintahkan kepada Maryam agar memperbanyak ibadah, khusyu’, ruku’, sujud, dan tekun dalam beramal, untuk menghadapi apa yang dikehendaki Allah terhadap dirinya, yaitu ketentuan dan ketetapan-Nya, yang di dalamnya terkandung ujian baginya dan derajat yang tinggi di dunia maupun di akhirat, di mana dari diri Maryam, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya yang Mahaagung yang Dia menciptakan anak darinya tanpa seorang ayah.
Allah berfirman, “Wahai Maryam, taatlah kepada Rabb-mu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku “, qunut yaitu ketaatan dengan penuh kekhusyuan. Sebagaimana firman-Nya, wa laHuu man fis samaawaati wal ardli kullul laHuu qaanituun (“Dan kepunyaan-Nya siapa saja yang ada di langit dan di bumi Semuanya hanya tunduk kepada-Nya.”) (QS. Ar-Ruum: 26)
Mujahid berkata: “Maryam pernah berdiri mengerjakan shalat hingga kedua kakinya bengkak.” Dan qunut yaitu memanjangkan ruku dalam shalat, sebagai pelaksanaan perintah Allah: yaa maryamuqnutii lirabbiki.” Al-Hasan berkata: “Maksudnya adalah beribadahlah kepada Rabb-mu.”
Wasjudii warka’ii ma’ar raaki’iin (“Sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku.”) Artinya, jadilah kamu (Maryam) termasuk dari mereka.
Kemudian Allah berfirman kepada Rasul-Nya, setelah memberitahukan kepadanya akan jelasnya perkara tersebut, dzaalika min anbaa-il ghaibi nuuhiHi ilaika (“Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan kepadamu [ya Muhammad].” Yaitu, yang Kami ceritakan kepadamu.
Wa maa kunta ladaiHim (“Padahal kamu tidak hadir bersama mereka.”) Artinya, kamu tidak berada bersama mereka, hai Muhammad, lalu kamu dapat memberitahukan secara gamblang peristiwa yang terjadi. Bahkan Allah telah memperlihatkan kepadamu (Muhammad), seolah-olah engkau hadir dan menyaksikan persoalan yang terjadi pada mereka ketika mereka mengundi masalah Maryam, siapakah di antara mereka yang akan memeliharanya. Hal itu disebabkan karena keinginan mereka untuk memperoleh pahala.
‘Ikrimah, as-Suddi, Qatadah, ar-Rabi’ bin Anas, dan yang lainnya menyebutkan hadits tentang kisah sebagian mereka masuk kepada sebagian yang lain, “Bahwa mereka pergi ke sungai Yordania, di sana mereka mengadakan undian, dengan ketentuan bahwa mereka harus melemparkan anak-anak panah mereka masing-masing ke sungai, maka anak panah siapa yang tetap dan tidak terbawa arus air, dialah yang memeliharanya. Mereka pun melemparkan anak panah mereka, namun semuanya terbawa oleh arus kecuali anak panah Zakariya yang tetap. Dan dikatakan juga bahwa anak panah itu naik ke atas dan membelah (melawan) arus air. Di mana Zakariya adalah yang tertua; tokoh, ulama, imam, dan Nabi mereka. Semoga shalawat dan salam Allah kepada beliau dan Para Nabi lainnya.”


EmoticonEmoticon