Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 119

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
tulisan arab surat albaqarah ayat 119“Sesungguhnya Kami telah mengutus (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni penghuni neraka.” (QS. Al-Baqarah: 119)
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu `Abbas, dari Nabi, beliau bersabda: “Telah diturunkan kepadaku ayat: (“Sesungguhnya Kami telah mengutus (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”).” Beliau bersabda: “[Yaitu] berita gembira berupa surga dan peringatan dari api neraka.”
Dan firman-Nya: wa laa tus-alu ‘an ash-haabil jahiim (“Dan engkau tidak akan dimintai [pertanggung jawaban] tentang penghuni neraka.”) Dibaca oleh mayoritas ulama dengan “walaa tus-alu” dengan mendomahkan huruf “ta” yang berkedudukan sebagai khabar (predikat), yang berarti, “Kami tidak akan bertanya kepadamu mengenai kekufuran orang-orang yang kafir kepadamu.” Hal ini sama seperti firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya tugasmu hanyalah menyampaikan, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” (QS. Ar-Ra’d: 40). Dan beberapa ayat yang serupa dengan itu.
Sedangkan ulama lainnya membaca dengan “wa laa tas-al” dengan memfathahkan huruf “ta”, yang berkedudukan sebagai nahyu (larangan) dengan arti, “Janganlah engkau menanyakan keadaan mereka.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, ia menceritakan, “Aku pernah bertemu dengan Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, lalu kukatakan: ‘Beritahukan kepadaku mengenai sifat Rasulullah yang terdapat di dalam kitab Taurat.’ Maka ia pun menjawab: ‘Baik, demi Allah, sesungguhnya beliau itu disifati di dalam Taurat seperti sifatnya di dalam al-Qur’an: ‘Wahai Nabi sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan, serta melindungi orang-orang yang ummi.’ Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku, Aku menamaimu Mutawakkil. Tidak kasar dalam berbicara, tidak keras hati, tidak berteriak-teriak di pasar, tidak membalas suatu kejahatan dengan kejahatan, tetapi beliau senantiasa memaafkan dan memberikan ampunan. Beliau tidak akan dicabut nyawanya sehingga beliau meluruskan millah (agama) yang telah menyimpang dengan mengajak agar manusia mengucapkan, Laa Ilaaha illallaah. Maka dengan hal itu akan terbuka semua mata yang buta dan telinga-telinga yang tuli serta hati-hati yang telah tertutup.’” (Hadits di atas hanya diriwayatkan oleh al-Bukhari.)


EmoticonEmoticon