Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
“Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: ‘Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami.’ Demikian Pula orang-orang yang sebelum mereka telab mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.” (QS. 2:118)
Al-Qurthubi mengemukakan: lau laa yukallimunallaaHu (“Mengapa Allah tidak langsung berbicara dengan kami,”) maksudnya, berbicara kepada kami mengenai kenabianmu, hai Muhammad. Mengenai hal ini, aku (Ibnu Katsir) katakan, “Bahwa penafsiran seperti itu merupakan hal yang jelas dari redaksi ayat tersebut.” Wallahu a’lam.
Mengenai penafsiran Ayat ini, Abu `Aliyah dan ar-Rabi’ bin Anas, Qatadah, dan as-Suddi mengemukakan: “Hal itu merupakan ucapan kaum kafir Arab.”
Kadzaalika qaalal ladziina min qabliHim mitsla qauliHim (“Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu,”) Menurut para ulama di atas, mereka itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.
Adapun dalil yang memperkuat pendapat ini dan bahwa orang-orang yang mengatakan hal tersebut adalah kaum Musyrikin Arab yaitu, firman Allah yang artinya: “Apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, ‘Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang diberikan rasul-rasul Allah.” (al-An’am: 124)
Juga firman-Nya yang artinya: “Dan mereka berkata: Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami. Atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya. Atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca.’ Katakanlah: Mahasuci Rabb-ku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul.’” (QS. Al-Isra’: 90-93). Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan kekufuran orang-orang musyrik Arab.
Dan semua permintaan mereka itu hanyalah merupakan kekufuran dan keingkaran semata. Sebagaimana yang dikemukakan oleh umat-umat terdahulu sebelum mereka dari kalangan Ahlul Kitab dan juga yang lainnya.
Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Ahlul Kitab meminta kepadamu agar engkau menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: ‘Perlihatkanlah Allah kepada kami dengannyata.’” (QS. An-Nisaa’: 153).
Dan firman Allah: tasyaabaHat quluubuHum (“Hati mereka mirip.”) Maksudnya, hati orang-orang musyrik Arab itu serupa dengan hati orang-orang sebelum mereka dalam kekufuran dan keingkaran serta kesombongan mereka. Sebagaimana firman-Nya yang artinya berikut ini:
“Demikianlah tidak seorang pun rasul yang datang kepada orang-orang sebelum mereka melainkan mereka mengatakan: ‘Ini adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 52-53)
“Demikianlah tidak seorang pun rasul yang datang kepada orang-orang sebelum mereka melainkan mereka mengatakan: ‘Ini adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 52-53)
Dan firman-Nya: qad bayyannal aayaati liqaumiy yuuqinuun (“Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat itu kepada kaum yang meyakini.”) Artinya, Kami (Allah) telah menerangkan dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran para Rasul, sehingga tidak diperlukan lagi pertanyaan dan tambahan lain bagi orang-orang yang meyakini, membenarkan, dan mengikuti para Rasul, serta memahami bahwa apa yang mereka bawa itu adalah dari sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Sedangkan orang yang telah dikunci mati hati dan pendengarannya serta ditutup pandangannya oleh Allah, maka mereka inilah yang Allah sebutkan dalam firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Rabb-mu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan adzab yang pedih. ” (QS. Yunus: 96-97)
EmoticonEmoticon