Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 75-77

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
tulisan arab surat albaqarah ayat 75-77“75. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (al-Baqarah: 75)
76. dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:” Kamipun telah beriman,” tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?” (al-Baqarah: 76)
77. tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?” (al-Baqarah: 77)
Allah berfirman, afatathma’uuna ay-yu’minu lakum (“Apakah kalian masih mengharapkan mereka percaya kepada kalian?”) Artinya, akan mengikuti kalian dengan penuh ketaatan. Mereka adalah golongan sesat sebagaimana nenek moyang mereka yang telah menyaksikan sendiri tanda-tanda kekuasaan Allah dan bukti-bukti yang jelas. Tetapi kemudian hati mereka mengeras.
Wa qad kaana fariiqum minHum yasma’uuna kalaamallaaHi tsumma yuharrifuunaHu (“Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, kemudian mereka mengubahnya.”) Artinya, mereka menakwilkannya dengan penafsiran yang tidak semestinya.
Mim ba’di maa ‘aqaluu (“Setelah mereka memahaminya.”) Yaitu memahami secara gamblang. Namun demikian mereka masih mengingkarinya, meskipun mereka mengetahuinya.
Wa Hum ya’lamuun (“Sedang mereka mengetahui.”) Artinya, mereka melakukan kesalahan dengan mengubah dan menakwil firman-firman Allah. Konteks firman Allah di atas, mirip dengan firman-Nya yang lain:
“Karena mereka melanggarjanjinya, Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya.” (QS. Al-Maa-idah: 13).
Mengenai firman Allah “Sesungguhnya segolongan dari mereka mendengarfirman Allah, kemudian mereka mengubahnya. ” As-Suddi mengatakan: “Yang mereka ubah itu adalah kitab Taurat.”
Mengenai firman-Nya, Wa qad kaana fariiqum minHum yasma’uuna kalaamallaaHi tsumma yuharrifuunaHu (“Padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, kemudian mereka mengubahnya.”) as-Suddi mengatakan: “Yang mereka rubah itu adalah Kitab Taurat.”
Mengenai firman-Nya: tsumma yuharrifuunaHu Mim ba’di maa ‘aqaluu wa Hum ya’lamuun (“Kemudian mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahuinya.”)
Qatadah mengatakan: “Mereka itu adalah orang-orang Yahudi. Mereka mendengar firman Allah, lalu mengubahnya setelah mereka memahami dan menyadarinya.” Sedang Mujahid mengatakan, “Yang mengubah dan menyembunyikan firman Allah itu adalah para ulama dari kalangan Yahudi.” Dan Abu al-Aliyah mengemukakan, “Mereka memahami apa yang diturunkan Allah dalam kitab mereka itu, menyangkut sifat Muhammad lalu mereka pun mengubahnya dari yang sebenarnya.”
Firman Allah: wa idzaa laqulladziina aamanuu qaaluu aamannaa wa idzaa khalaa ba’dluHum ilaa ba’dlin (“Dan apabila mereka bertemu dengan orang orang yang beriman, mereka berkata, Kami telah beriman. Dan apabila mereka berada sesama mereka saja.”)
Muhammad bin Ishak dari Ibnu Abbas mengatakan Mengenai firman-Nya: wa idzaa laqulladziina aamanuu qaaluu aamannaa (“Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: ‘Kami telah beriman.”‘) Ini artinya bahwa sahabat kalian itu adalah Rasulullah, namun ia khusus (diutus) kepada kalian saja.” Dan apabila mereka berada sesama mereka saja, maka mereka (orang Yahudi) berkata, “Jangan kalian beritahukan hal ini kepada masyarakat Arab. Karena sebelumnya kalian menyatakan akan menaklukkan mereka dengan dukungan Rasul ini, tetapi ternyata dia itu berasal dari mereka.”
Maka Allah pun menurunkan ayat-Nya: “Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata. Kami telah beriman:’ Dan apabila mereka berada sesama mereka saja, maka mereka berkata: Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang diterangkan Allah kepada kamu, agar dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjah kalian di hadapan Rabb-mu, tidakkah kamu mengerti?”‘
Artinya, kalian mengakuinya sebagai nabi, padahal kalian mengetahui bahwa Allah telah mengambil janji dari kalian untuk mengikutinya, sedang ia memberitahukan kepada khalayak bahwa dirinya merupakan nabi yang kita tunggu-tunggu dan kita dapatkan dalam kitab kita. Ingkarilah ia dan janganlah kalian mengakuinya.
Selanjutnya, Allah membantah mereka dengan firman-Nya: awalaa ya’lamuuna annalaaHa ya’lamu maa yusirruuna wa maa yu’linuun (“Tidakkah mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui yang mereka rahasiakan dan yang mereka nyatakan?”) Mengenai hal ini, adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas mengatakan: “Yaitu orang-orang munafik dari kalangan kaum Yahudi.”
As-Suddi mengatakan: atuhaddatsuunaHum bimaa fatahallaaHu ‘alaikum (“Apakah kamu akan menceritakan kepada (orang-orang mukmin) apa yang diterangkan Allah kepadamu,”) yaitu tentang adzab,” `Agar dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Rabbmu. “Mereka ini adalah orang-orang dari kaum Yahudi yang beriman, lalu mereka berubah menjadi munafik dan mereka ini menceritakan kepada orang-orang mukmin dari masyarakat Arab mengenai adzab yang ditimpakan kepada mereka. Lalu sebagian mereka bertanya kepada sebagian lainnya, atuhaddatsuunaHum bimaa fatahallaaHu ‘alaikum (“Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang diterangkan Allah kepadamu.”) Yaitu berupa adzab, hingga mereka mengatakan: “Kami lebih dicintai Allah dari pada kalian dan lebih terhormat di nisi Allah daripada kalian.”
Firman-Nya: awalaa ya’lamuuna annalaaHa ya’lamu maa yusirruuna wa maa yu’linuun (“Tidakkah mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui yang mereka rahasiakan dan yang mereka nyatakan?”) Menurut Abu al-Aliyah: “Maksudnya apa yang mereka rahasiakan, berupa pengingkaran dan pendustaan terhadap kenabian , padahal mereka menemukan nama beliau tertulis di dalam kitab mereka.
Demikian pula dinyatakan oleh Qatadah mengenai firman Allah, annalaaHa ya’lamu maa yusirruuna wa maa yu’linuun (“Sesungguhnya Allah mengetahui yang mereka rahasiakan”.) Hasan al-Bashri mengatakan: “Apa yang mereka rahasiakan yaitu bahwa jika mereka berpaling dari para sahabat Rasulullah dan kembali bertemu dengan teman-teman mereka, maka mereka saling melarang satu dengan yang lainnya agar tidak memberitahukan kepada para sahabat Muhammad mengenai apa yang diterangkan Allah swt. dalam kitab mereka, karena mereka khawatir akan dikalahkan oleh hujjah yang dikemukakan oleh para sahabat Rasulullah di hadapan Rabb mereka. Dan demikian itulah yang mereka sembunyikan.”
Wa maa yu’linuun (“Dan yang mereka nyatakan?”) Yakni ketika mereka mengatakan kepada para sahabat Muhammad , “Kami beriman. “Hal senada juga dikemukakan oleh Abu al-Aliyah, Rabi’ bin Anas, dan Qatadah.


EmoticonEmoticon