Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 47

tulisan arab surat albaqarah ayat 47“Hai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.” (QS. 2:47)
Allah mengingatkan Bani Israil akan berbagai nikmat yang telah dianugerahkan kepada nenek moyang serta para pendahulu mereka, juga keutamaan yang telah diberikan kepada mereka berupa pengutusan para Rasul dari kalangan mereka sendiri serta penurunan kitab-kitab kepada mereka dan diutamakannya mereka atas umat-umat lain pada zaman mereka, sebagaimana firman Allah:
“Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya: `Wahai kaumku, ingatlah nikmat Allah yang diberikan kepadamu ketika Dia mengangkat Nabi-Nabi di antara kamu dan dijadikan-Nya kamu orang-orang yang merdeka serta Dia berikan kepada kamu apa yang belum pernah Dia berikan kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain.”‘ (QS. Al-Maa-idah: 20).
Mengenai firman Allah: “Sesungguhnya Aku telah mengunggulkan kamu atas semua umat,” Abu Ja’far ar-Razi meriwayatkan, dari Rabi’ bin Anas, dari Abu al-Aliyah, katanya: “Keunggulan mereka itu diwujudkan melalui kekuasaan, pengutusan para Rasul dan penurunan kitab-kitab-Nya kepada umat-umat pada zaman tersebut, karena setiap zaman memiliki umat.”
Ayat di atas harus ditafsirkan seperti ini, karena umat ini (umat Islam) lebih unggul daripada Bani Israil. Hal itu sebagaimana firman Allah swt. ditujukan kepada umat ini:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahlul kitab beriman, tentulah yang demikian itu lebib baik bagi mereka.” (QS. Ali Imraan: 110).
Dalam kitab Musnad dan Sunan, diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi, bahwa Rasulullah bersabda: “Kalian sebanding dengan tujuh puluh umat, kalian adalah umat yang terbaik dan paling mulia menurut Allah.”
Kewajiban yang telah dibebankan kepada mereka, maka pada hari kiamat kelak kedekatan kaum kerabat dan syafa’at seorang yang terhormat (berkedudukan) tiada akan bermanfaat bagi mereka. Dan tidak akan diterima pula tebusan dari mereka meski berupa tumpukan emas sepenuh bumi ini.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa at.” (QS. Al-Baqarah: 254).
Firman-Nya, “Dan tidaklah mereka akan ditolong.” Artinya, tidak ada seorang pun yang marah demi (membela) mereka, lalu memberikan pertolongan dan menyelamatkan mereka dari adzab Allah. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa kaum kerabat dan orang yang mempunyai kehormatan tidak akan merasa kasihan kepada mereka, serta tidak akan diterima tebusan darinya. Tidak ada lagi seorang penolong baik dari kalangan mereka sendiri maupun lainnya. Sebagaimana firman-Nya: “Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak pula seorang penolong.” (QS. Al-Thariq: 10).
Artinya, bahwa Allah tidak akan menerima tebusan dan syafa’at dari orang-orang yang kafir kepada-Nya, serta tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dan menghindarkan mereka dari adzab-Nya.


EmoticonEmoticon