Tafsir Al-Qur’an Surah Ali ‘Imraan (Keluarga ‘Imraan)
Surah Madaniyyah; surah ke 3: 200 ayat
Surah Madaniyyah; surah ke 3: 200 ayat
“10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka, 11. (keadaan mereka) adalah sebagai Keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (Ali ‘Imraan: 10-11)
Allah memberitahukan keadaan orang-orang kafir bahwa mereka menjadi bahan bakar api neraka.
Yauma laa yanfa’udh-dhaalimiina ma’dziratuHum wa laHumul la’natu wa laHum suu-ud daar (“Pada hari yang permintaan maaf orang-orang dhalim tidak berguna. Bagi mereka laknat dan bagi mereka pula tempat tinggal yang buruk.”) (Mu’min: 52) apa yang diberikan kepada mereka di dunia berupa harta kekayaan dan anak tidak lagi bermanfaat bagi mereka di sisi Allah. Tidak pula dapat menyelamatkan mereka dari adzab dan siksaan yang pedih yang dijanjikan Allah. Sebagaimana yang difirmankannya:
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir.” (at-Taubah: 55)
Di sini Allah berfirman: innalladziina kafaruu (“Sesungguhnya orang-orang kafir”) yaitu kafir terhadap ayat-ayat Allah dan mendustakan para Rasul-Nya dan menentang Kitab-Nya, mereka tidak mengambil manfaat dari kitab yang diwahyukan kepada para Nabi-Nya; lan tughniya ‘anHum amwaaluHum wa laa aulaaduHum minal llaaHi syai-aw wa ulaa-ika Hum waquudun naar (“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka.”) yakni kayu bakar yang menjadikan api neraka menyala dan berkobar-kobar. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: innakum wa maa ta’buduuna min duunillaaHi hashabu jaHannama (“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu ibadahi selain Allah adalah umpan jahanam.”) (al-Anbiyaa’: 98)
Firman-Nya: kada’bi aali fir’auna (“[Keadaan mereka] seperti keadaan kaum Fir’aun”) adh-Dhahhak mengatakan dari Ibnu ‘Abbas: “Seperti apa yang dikerjakan oleh pengikut Fir’aun” demikian juga yang diriwayatkan dari ‘Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, adh-Dhahhak dan lain-lain. Di antara mereka ada yang mengatakan, “Seperti yang diperbuat oleh pengikut Fir’aun.” Dan ungkapan-ungkapan lainnya yang maknanya tidak jauh berbeda. “Ad-da’bun” atau “ada-abun” sama [wazannya] dengan kata: “naHrun” [sungai] dan kata “naHarun” yang berarti perbuatan, keadaan, perihal, urusan, dan kebiasaan.
Atau kata Umru-ul Qais pernah bersya’ir:
Yang membuat temanku berhenti di atas kendaraannya karena dia.
Mereka berkata: “Janganlah kau hancurkan dirimu karena putus asa,
tapi kuatkanlah hatimu.
Seperti kebiasaanmu terhadap Ummul Huwairits sebelumnya.
Dan budaknya, Ummur Rabab di Ma’sal.”
Mereka berkata: “Janganlah kau hancurkan dirimu karena putus asa,
tapi kuatkanlah hatimu.
Seperti kebiasaanmu terhadap Ummul Huwairits sebelumnya.
Dan budaknya, Ummur Rabab di Ma’sal.”
Maknanya (da-bika, dalam sya’ir di atas) adalah, seperti kebiasaanmu terhadap Ummul Huwairits, yaitu ketika engkau menghancurkan dirimu dengan cinta yang kau berikan kepadanya, lalu kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya.
Sedangkan makna ayat di atas adalah bahwa harta kekayaan dan anak-anak orang-orang kafir itu tidak lagi bermanfaat bagi mereka, bahkan sebaliknya akan menghancurkan dan menyiksa mereka, sebagaimana yang dialami oleh para pengikut Fir’aun dan orang-orang sebelum mereka, yaitu yang mendustakan para Rasul dan apa yang dibawa oleh mereka dari ayat-ayat Allah dan hujjah-hujjah-Nya.
Firman-Nya, wallaaHu syadiidul ‘iqaab (“Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”) Artinya, hukuman-Nya sangat berat dan siksa-Nya pun sangat pedih, yang tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari-Nya, bahkan Dia berbuat apa raja yang dikehendaki-Nya, Dia telah menundukkan segala sesuatu, tiada Ilah (yang haq) dan tiada Rabb melainkan Dia.
EmoticonEmoticon