Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali ‘Imraan ayat 16-17

Surah Madaniyyah; surah ke 3: 200 ayat
tulisan arab alquran surat ali imraan ayat 16-17“(Yaitu) orang-orang yang berdo’a: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa Neraka’. (QS. 3:16) (Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menaf kahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. 3:17)
Allah mensifati hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yang dijanjikan kepada mereka pahala yang banyak seraya berfirman: alladziina yaquuluuna rabbanaa innanaa aamannaa (“[Yaitu] orang-orang yang berdoa: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman,”‘) yaitu beriman kepada-Mu, Kitab-Mu, serta Rasul-Mu. Maka ampunilah segala dosa kami. Yakni dengan keimanan kami kepada-Mu dan kepada syari’at yang telah Engkau tetapkan bagi kami, maka berikanlah ampunan kepada kami atas semua dosa dan kelalaian kami, melalui karunia dan rahmat-Mu. Wa qinaa ‘adzaaban naar (“Peliharalah kami dari siksa Neraka.”)
Setelah itu Dia berfirman: ash shaabiriina (“Yaitu orang-orang yang sabar,”) yakni dalam berbuat ketaatan dan meriinggalkan larangan. wash-shaadiqiina (“Yang benar, “) terhadap apa-apa yang dikabarkan kepada mereka dari pengakuan keimanan mereka dengan kesungguhan mereka menjalankan amal perbuatan yang berat. Wal qaanitiina (“Yang tetap taat.”) Yaitu tunduk dan patuh. Wal munfiqiina (“Yang menafkahkan hartanya.”) Yaitu mengeluarkan sebagian dari harta kekayaan mereka di jalan-jalan ketaatan yang diperintahkan kepada mereka, silaturahmi, membantu kaum kerabat, menutupi (mencukupi) kebutuhan, dan menolong orang yang sedang membutuhkan. Wal mustaghfiriina bil as-haar (“Dan yang memohon ampunan pada waktu sahur.”) Hal ini menunjukkan keutamaan istighfar pada waktu sahur.
Diceritakan, bahwa ketika Ya’qub berkata kepada putera-puteranya, saufastaghfiru lakum rabbii (“Aku akan memohon ampunan untuk kalian kepada Rabbku,”) (QS. Yusuf: 98) bahwa dia mengakhirkan hal itu sampai waktu sebelum fajar menyingsing.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya telah disebutkan hadits yang menetapkan hal tersebut, dari sejumlah Sahabat, bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Allah turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Adakah orang yang meminta, sehingga akan Aku beri? Adakah orang yang berdo’a sehingga Aku mengabulkannya? Dan adakah orang yang memohon ampunan sehingga Aku memberikan ampunan kepadanya?”‘
Dan di dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim juga disebutkan sebuah hadits dari ‘Aisyah: “Pada setiap malam Rasulullah senantiasa mengerjakan shalat witir, pada awal malam, pertengahan malam, dan akhir malam, dan witirnya berakhir pada waktu sebelum fajar menyingsing.
Ibnu Mardawaih meniwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Kami diperintahkan jika kami shalat malam, agar kami beristighfar pada waktu akhir sahur sebanyak tujuh puluh kali.”


EmoticonEmoticon