Surah Madaniyyah; surah ke 3: 200 ayat
“Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik “. (QS. Ali ‘Imraan: 195)
Allah berfirman, fastajaaba laHum rabbuHum (“Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya.”) Maksudnya, maka Rabb mereka mengabulkan mereka. Sebagaimana yang diungkapkan seorang penyair:
Seorang hamba berseru: “Wahai Rabb yang mendengar seruan.”
Maka pada saat itu tidak ada seorang pun yang dapat menjawabnya.
Seorang hamba berseru: “Wahai Rabb yang mendengar seruan.”
Maka pada saat itu tidak ada seorang pun yang dapat menjawabnya.
Sa’id bin Manshur berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari ‘Amr bin Dinar, dari Salamah, seorang dari keluarga Ummu Salamah, ia mengatakan, Ummu Salamah pernah berkata: “Ya Rasulullah, kami tidak mendengar Allah menyebut kaum wanita sedikit pun dalam hijrah.” Maka Allah menurunkan ayat yang artiny: “Maka Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantaramu, baik laki-laki maupun perempuan, karena sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilahakan Aku masukkan mereka ke dalam Surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”
Kaum Anshar berkata: “Ummu Salamah adalah wanita yang pertama kali datang kepada kami.”
Hadits itu juga diriwayatkan al-Hakim dari Sufyan bin ‘Uyainah. Ia (al-Hakim) mengatakan, hadits ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari, tetapi al-Bukhari dan Muslim sendiri tidak mengeluarkannya.
Makna ayat di atas adalah bahwa orang-orang yang beriman yang berakal memohon apa yang dikemukakan di depan, maka permohonan itu dikabulkan oleh Rabb mereka. Hal itu disambung dengan menggunakan (fa’) fa’ ta’qib (menggabungkan dengan yang sebelumnya). Sebagaimana yang difirmankan-Nya yang artinya, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “(QS. Al-Baqarah: 186)
Firman-Nya, innii laa ‘u-dlii-‘u ‘amala ‘aamilim minkum min dzakarin au untsaa (“Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan.”) Penggalan ayat ini merupakan penafsiran dari pengabulan do’a itu. Dengan kata lain, Allah memberitahukan kepada mereka bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan amal seorang dari kalian, bahkan Allah akan memberikan balasan kepada setiap orang dari kalian dengan sempurna sesuai dengan amal perbuatannya, baik laki-laki maupun perempuan.
Firman-Nya: ba’dlukum mim ba’dlin (“[Karena] sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.”) Artinya, di hadapan-Ku, perolehan pahala kalian adalah sama. Fal ladziina Haajaruu (“Maka orang-orang yang berhijrah.”) Yakni, meninggalkan kampung yang penuh kesyirikan mendatangi kampung yang penuh keimanan, di mana mereka rela meninggalkan orang-orang yang dicintainya, saudara, paman, dan tetangganya. Wa ukhrijuu min diyaariHim (“Yang diusir dari kampung halamannya.”) Yakni mereka dipersempit oleh orang-orang musyrik dengan cara disakiti sehingga mendorong mereka pergi dari tengah-tengah mereka.
Oleh karena itu Allah berfirman: wa uudzuu fii sabiilii (“Yang disakiti pada jalan-Ku.”) Kesalahan mereka di mata orang-orang musyrik itu adalah karena mereka hanya beriman kepada Allah semata. Sebagaimana firman-Nya: wa maa naqamuu minHum illaa ay yu’minuu billaaHil ‘aziizil hamiid (“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Mahaperkasa lagi Mahaterpuji.”) (QS. Al-Buruuj: 8)
Dan firman-Nya, wa qaataluu wa qutiluu (“Yang berperang dan yang dibunuh.”) Artinya, inilah maqam tertinggi agar manusia berjihad di jalan Allah, menjadikan tubuhnya terluka dan wajahnya berlumuran darah dan debu.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim ditegaskan bahwasanya ada seseorang yang berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menurut pendapatmu jika aku berperang di jalan Allah dengan penuh kesabaran, mencari keridhaan-Nya dan pantang menyerah, apakah Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahanku?” “Ya,” jawab beliau. Lalu beliau bertanya: “Bagaimana pertanyaanmu tadi?” Maka orang itu pun mengulangi pertanyaan itu. Dan beliau pun menjawab, “Ya, kecuali urusan utang, demikianlah apa yang baru saja dikatakan oleh Jibril kepadaku tadi.”
Oleh karena itu, Allah berfirman, la ukaffiranna ‘anHum sayyi-aatiHim wa la-ud-khilannaHum jannaatin tajrii min tahtiHal anHaaru (“Pastilah akan Ku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.”) Yakni, di tengah-tengah Surga itu mengalir berbagai macam minuman, berupa susu, madu, khamr, air tawar dan lain-lainnya yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak pernah terbetik dalam hati manusia.
Dan firman-Nya, tsawaabam min ‘indillaaHi (“Sebagai pahala di sisi Allah.”) Pahala itu didasarkan dan dinisbatkan kepada-Nya agar menjadi petunjuk bahwa Allah itu Mahaagung, karena Rabb yang Mahaagung lagi Mahamulia itu tidaklah memberi kecuali dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan firman-Nya, wallaaHu ‘indaHuu husnuts tsawaab (“Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”) Artinya, Allah mempunyai pahala yang baik bagi orang yang beramal shalih.
EmoticonEmoticon